Cita-cita saya sewaktu kecil itu
pernah pengen jadi pilot, dokter atau yang dekat dengan harapan yaitu jadi guru,
sekiranya itulah jawaban ketika saya masih sekolah dasar, lalu ditanya ‘kalau
sudah besar cita-citamu mau jadi apa?’. Kenapa pilihan terakhir saya pengen
jadi guru adalah karena yang saya tau, sewaktu saya jadi murid kayaknya kok
enak banget gitu melihat seorang guru ngatur-ngatur anak kecil; ngasih PR,
suruh ngapalin perkalian, potongin rambut murid yang sudah panjang sampe
melewati kuping, dan masih banyak lagi, termasuk menghukum murid yang nakal
dengan cara tangannya harus pegang kuping kanan-kiri sementara kaki kanannya
diangkat ke arah kaki kiri. Aduh serunya...
‘CITA-CITA MACAM APA INI MALAH
KAYAK JADI TUKANG BULLY!’
Jujur, selain dari 3 profesi yang
saya sebutkan tadi, saya enggak tau lagi harus jadi apa sebab sewaktu sekolah
dasar saya sukanya main keong. Ya masa harus jadi tukang balap keong sampe
gede? Sungguh kehidupan yang enggak nyambung.
'Minggir-minggir, saya duluan!'
Pada tulisan ini, saya sempat
membahas betapa enaknya kalo jadi anak kecil lagi; kita (atau dalam cerita ini
sebut saja saya) bisa leluasa mengutarakan perasaan yang saat itu kita rasakan,
enggak mikir panjang dulu saat hendak mengambil keputusan. Misalkan; ketika
saya pengen mangga, dan kebetulan saya enggak punya pohon mangga, kemudian saya
mengajak temen saya buat ikutan nyolong mangga, palingan kalaupun ketahuan cuma
kena tegur dan enggak terlalu dijadikan perkara dalam bertetangga.
Tapi bayangkan kalo saya nyolong
mangga pada usia saya sekarang ini? Aduh! Pasti mikir-mikir lagi; takut kalo
ketahuan, ketahuan nyolong mangga tetangga pasti jadi gosip sampe kampung
sebelah. Soalnya saya nyolong mangganya sampe dua karung. Maklum kalo udah gede
nyolongnya sekalian harus banyak, jangan setengah-setengah, nanggung bosqu~
Btw, ini kenapa harus nyolong
mangga sih?
Mari kembali ke cerita awal. Semakin
bertambah usia, cita-cita kita biasanya akan semakin menciut ke arah yang
mungkin lebih mudah untuk dicapai (biasanya ini terjadi pada orang yang gampang
tidak percaya diri—macam saya) bisa jadi cita-citanya pengen jadi pengusaha,
kerja kantoran, jadi penulis buku, punya bisnis ternak lele, jadi pemain sepak
bola atau seperti cita-cita saya sewaktu SMA yaitu jadi anak band. Coba bisa
gak bayangin gimana saya bentuknya kalo jadi anak band?
Apa muka saya jadi mirip senar
gitar? Ah.. tolong percayalah sedikit kalo saya ini bisa main gitar, soalnya
dulu pas SMA saya paling rajin belajar main gitar, dan yang ngajarin saya main
gitar itu saudara saya yang sudah jadi anak band duluan di sekolahnya. Percayalah,
kalo kamu sekolah SMA pada tahun 2000-an pasti melihat anak band itu keren
banget asli!
Tapi, setelah lulus sekolah, dan
saya tidak melanjutkan pendidikan, rasanya cita-cita saya untuk jadi anak band
gak bakalan pernah terwujud, lagian pas SMA saya main musik cuma
setengah-setengah. Dan hal inilah yang selalu saya benci dari diri saya
sendiri; melakukan segala sesuatu dengan tidak sungguh-sungguh.
Dan ketika masa sekarang, ketika
usia melewati angka 25, ketika saya belum menjadi apa-apa, ketika saya hanya
memandang laptop dengan beberapa paragraf di atas, ketika chat whatsapp saya isinya
dari grup semua, ketika saya jadi anak kos, ketika saya beberapa kali patah
hati, ketika saya jauh dari orang tua, ketika betapa saya merindukan seseorang,
dan ketika saya menulis ini; entah kenapa semua cita-cita yang saya sebutkan
tadi malah menjadi terasa jauh? Malah yang terbayang saat ini hanya sebuah
angan-angan yang seperti terbawa lari oleh keong balap.
Semakin dewasa, semakin bertambah
usia, rasanya semakin sedikit keinginan kita--mksudnya saya--hanya keinginan untuk hidup bahagia, dan banyak uang; tapi kerjaan malas-malasan, bangun pagi susah, alarm nyala ditunda 5 menit kemudian. Hmm... Hidup ketika
tidak menjadi apa-apa selain sedang mencoba menjadi manusia, malah semakin jadi
banyak pertanyaan! Ah, jatidiri; semakin dicari malah semakin menjauh pergi...
*Terakhir untuk tulisan singkat ini. Pesan saja; tulisan ini
enggak perlu dicari pesan moralnya, toh masih sama seperti tulisan-tulisan
sebelumnya; sekadar bercerita.
Salam Keong Mania!
Sumber gambar: https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/agatha-maria-puspandari-pudyastuti-1/unik-ternyata-ada-kompetisi-balap-lari-siput-di-inggris-c1c2
Sumber gambar: https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/agatha-maria-puspandari-pudyastuti-1/unik-ternyata-ada-kompetisi-balap-lari-siput-di-inggris-c1c2
15 Comments
YAKENAPAYA?!!
BalasHapusKenapasih orang dewasa tuh takut bermimpi aliyas Kerjaan rebahan tapi angan-angan menjadi Milyuner ya susah!!
Haaaa semoga kita termasuk orang-orang dewasa yang tida insecure, sampai dimanapun tahap dan usia kita, semoga selalu ada doa dan semangat hidup yang tersisa. Minimal kalo belum jadi apa-apa yaa diberi nikmat untuk bersyukur terus!!
Apakah bersyukur bisa mengobati kesepian? Hahahaha
HapusDiobati buat apa? Nanti juga kambuh lagi.
HapusHarusnya belajar 'menerima" jadi kalo diobati ternyata tidak bisa sembuh ya tidak kecewa karena mampu menerima. :)
HapusHmmm karena ngga ada pesan moral, aku boleh pesan sate keong ngga? Maaf ga nyambung
BalasHapusTetap semangat diaaan
Boleh juga idenya, jualan sate keong sepertinya menarik.
HapusHmm memang biasanya semua itu terasa akan sangat jauh. Namun, yang paling penting adalah jangan pernah menyerah
BalasHapusWah mas nggak boleh putus asa gitu mas hehe. Harus tetap semangat dong hihi
BalasHapusSedih juga saya membaca yang kalimat, ketika jadi anak kos, jauh dari orangtua
BalasHapusKalau hanya rebahan mulu ya gimana mau terwujud mas keinginannya :D
BalasHapusRaih mimpimu kak, jangan pantang menyerah. Harus tetap semangat hihi
BalasHapusAduh.. padahal gak kepikiran kalo lagi putus asa. Tapi gak apa-apa, mungkin tulisannya kayak lagi putus asa, dan pembaca bebas menilai. padahal yang sebenarnya terjadi hanyalah sedang putus jaringan internet belakangan ini. :3
BalasHapusPadahal jadi pembalap keong keren lho. *lalu kabur dan digebok massal
BalasHapusYA ANAK BOCAH JUGA GA KEPIKIRAN JADI PEBALAP KEONG. Pebalap tamiya masih okelah hmmmm.
Sirkuitnya mahal kalo tamiya.
Hapus"Ah, jatidiri; semakin dicari malah semakin menjauh pergi." kalimat yang satu ini keren
BalasHapusPosting Komentar
Terima kasih untuk waktunya, berikan komentarmu di sini.