Pertama kali saya makin suka baca
buku yaitu pada tahun 2012, atau lebih tepatnya ketika saya masih SMA. Buku Kisah Lainnya, yang berisi tentang biografi
atau kalau saya bilang cerita-cerita di dalamnya adalah kumpulan cerita perjalanan
hidup dari masing-masing personil Peterpan (sekarang NOAH), buku tersebut yang
membuat saya makin tertarik untuk membaca jenis-jenis buku
lainnya. Saya masih ingat, saya bersama dua orang teman dengan tidak sengaja membeli
buku tersebut di toko buku bekas ketika sedang mencari buku-buku pelajaran
sekolah dengan harga yang lumayan mahal
bagi dompet seorang pelajar. Berbeda dengan sekarang, semenjak punya kartu
kredit, saya membeli buku harus nyari diskonan dulu, sekaligus nambah koleksi
buku yang belum dibaca, untungnya sekarang beli buku di Gramedia makin mudah
sekaligus banyak diskon kalau pake promo kartu kredit
BCA. Jadi gak rugi-rugi banget kalo seandainya buku yang dibaca tidak
memenuhi ekspektasi.
Saya jadi mengingat masa lalu,
tentang bagaimana saya menemukan hobi saya, yaitu membaca yang kemudian
berlanjut ke hobi lain, seperti menulis. Tidak terasa sudah 7 tahun sejak
pembelian buku Kisah Lainnya, sampai sekarang saya masih mengingat momen
tersebut meski untuk beberapa bagian samar-samar ingatannya seperti hampir
terhapus. Mungkin dengan menulis ini saya akan mengingatnya lagi. Saya pun
kadang heran sendiri, ‘kok jadi gampang lupa begini ya?’ Dan untuk
mengingatnya, terkadang saya mencoba menceritakannya lagi dengan cara menulis di
sebuah jurnal atau sesekali di blog. Mungkin untuk bagian ini memang perlu
diperjelas.
Tahun 2012, waktu itu di Bandung.
Bus Study Tour kami melaju dari Cianjur menuju Garut lalu kemudian berakhir di
Bandung. Perjalanan yang cukup panjang. Kami memutuskan untuk menginap di GGM
(Gelanggang Generasi Muda) untuk semalam.
Malam itu cuaca di Bandung cukup dingin dan sedang
gerimis, tapi saya dan teman-teman malah main ke luar, ada yang pergi ke mall,
ada yang pergi ke Gramedia yang ada disebrang jalan, dan ada juga yang memilih
untuk tidur lebih dulu. Kalau saya, karna tidak ingin melewatkan momen langka
itu, saya lebih memilih untuk berjalan-jalan ke luar bersama beberapa orang
teman. Beberapa diantaranya adalah perempuan, dan salah satunya malah jadi
pacar saya waktu itu. Jadi ingat.
Kami sampai di Gramedia, memilih
beberapa buku pelajaran, tapi mata saya malah asik melirik-lirik bukunya Kahlil
Gibran, entahlah sampai sekarang buku-bukunya Kahlil Gibran malah belum ada
satupun yang saya beli.
‘Jadinya kamu beli buku apa?’ kata
Tia yang waktu itu menemani saya memilih buku, dan beberapa teman lain juga
sibuk memilih buku-buku. Tia adalah teman yang kemudian jadi pacar saya selama
satu minggu. Nanti saya jelaskan kenapa hubungan kami sesingkat ini.
Sebagai seseorang yang saat itu paling
malas baca, apalagi buku pelajaran, saya jadi bingung sendiri mau beli buku
apa, mentok-mentok bacaannya ya cuma komik si Petruk & Gareng, itupun bacaan waktu SD,
komik milik bapak saya. ‘Kayaknya kita balik aja yuk, bingung mau beli apa.’
kata saya menjawab pertanyaan Tia.
Saya dan Tia kemudian berpisah
dengan teman-teman lain, ini seperti konspirasi, saya sengaja ditinggalkan
berdua oleh teman-teman.
Sambil berjalan kembali ke tempat
di mana rombongan kami menginap, saya mengajak Tia ke beberapa tempat,
untunglah waktu itu banyak penjual makanan di sepanjang jalan ketika kami
hendak balik lagi. Jadi saya bisa menghangatkan badan dengan makanan dan
minuman yang hangat.
Karena saya orangnya memang gak
pernah tau cara untuk bikin romantis suasana, saat itu saya malah membelikan Tia
satu gelas bandrek. Saya pikir minuman tersebut bisa membuat kami sedikit lebih
hangat selain dengan cara berpegangan tangan atau sekadar berpelukan. Kami berjalan menelusuri pinggiran kota,
menimati bandrek dan sekantong bala-bala (gorengan). Entahlah, selain sedang
jatuh cinta, saat itu saya juga sedang merasa kelaparan.
Setelahnya, kami kembali ke
penginapan, dan ternyata teman-teman lain masih asik mengobrol, ada yang
mengobrol di kursi depan pintu kamar, ada yang di tangga dan ada yang sibuk pacaran
juga. untunglah saat itu ponsel-ponsel keren tidak banyak seperti sekarang,
jadi dunia anak SMA masih asik-asiknya, tidak melulu menunduk menatap ponsel
untuk sekadar menunggu notofikasi Instagram masuk.
Saya dan Tia pun ikut nongkrong dengan
beberapa teman, dan duduk di anak tangga gedung GGM. Saya tidak peduli akan cerita
teman-teman lain, saya hanya fokus melihat Tia yang sedang memakai jaket dan
syal bertuliskan Bobotoh Persib,
rambutnya terurai, sedikit basah karena sebelumnya sempat tekena gerimis di
perjalanan, dan tawanya pecah ketika mendengar salah satu teman yang sedang
bercerita hal konyol. Saat itulah perasaan suka itu muncul tiba-tiba. Dan saya
harus mengungkapkannya secepat mungkin. Masa remaja, tidak lagi memikirkan
banyak hal selain jatuh cinta.
Saya pun mengajak Tia kembali turun, membelikannya es
krim agar dia mau jadi pacar saya. Entah ajaran dari mana tiba-tiba saya
membelikannya es krim untuk kemudian memintanya menjadi pacar saya.
Tapi ternyata itu berhasil. Saya resmi
memiliki pacar baru, di Bandung.
Besoknya, bus kami melaju lagi ke
beberapa tempat; Kota Baru, Cibaduyut, BIB (Balai Inseminasi Buatan), beberapa tempat di Lembang
dan beberapa tempat lain, sebagian sudah lupa nama tempatnya. Dan ada satu
tempat di mana saya membeli buku Kisah Lainnya; tempat jual beli buku bekas. Lagi-lagi
saya tidak tau harus membeli buku apa, tapi karena saat itu saya lagi
suka-sukanya sama Peterpan, dan kebetulan mereka baru menerbitkan buku Kisah
Lainnya, saya dan dua orang teman
akhirnya memutuskan untuk mencari buku
tersebut, saat itu sama sekali tidak memikirkan barangnya asli atau bajakan,
yang penting saya dapat bukunya, pikir saya dalam hati.
![]() |
Dekat tempat jual buku bekas. 2012 | Doc pribadi. |
Setelah mencari-cari, akhirnya
kami menemukan buku tersebut, masih dalam keadaan baru, dan ternyata bukan buku
bajakan, di dalamnya terdapat juga CD Instrumental dari lagu-lagu
Peterpan. Selain mendapat pengalaman yang seru dan juga pacar baru, akhirnya
saya bisa punya salah satu karya dari band favorit saya. Istimewa. Buku pertama
yang benar-benar pengen di beli.
Setelahnya, Cibaduyut adalah
tempat persinggahan terakhir kami di Bandung, saya dan Tia yang sebelumnya
berbeda bus akhirnya negosiasi kepada salah satu teman untuk bertukar tempat duduk, selain pulang-pulang
bahagia, sebenarnya saya juga takut kalau duduk bareng pacar, takut mabok. Bisa-bisa
kejantanan saya tiba-tiba hilang kalau si pacar tau bahwa saya ini mabokan. Tapi
untungnya, saya bisa tahan sampai akhir perjalanan. Aman dan tidak bikin malu
pacar baru.
Beberapa hari setelahnya, saya
jadi sering diomongin teman-teman di kelas sendiri maupun dari kelas lain,
bahkan sampai guru yang paling saya benci saat itupun ikut-ikutan bawel
ngurusin hubungan saya dengan Tia. ‘Bisa-bisanya dapet biduan, cie..’ kata
salah satu guru yang mengajar di kelas saya. Saya cuma bisa diam dan tersenyum
sambil mengumpat dalam hati, ‘diam kau
bangsat!’.
Entah karna bosan atau risih karna banyak yang
ngomongin, ataupun merasa menyesal karena mau pacaran sama saya yang bukan siapa-siapa, hubungan saya dan Tia pun
menjadi renggang, SMS saya gak pernah dibales, telpon tidak pernah diangkat, bahkan saat saya antar pulang naik
motorpun sikapnya beda. Dan tepat pada hari ke 7 hubungan kami, dia memutuskan
saya lewat telpon, meminta maaf sambil menjelaskan hal yang kurang saya pahami.
Lalu perkataan ‘lebih baik kita temenan aja’ tiba-tiba keluar dari mulutnya.
Karena hubungan kami baru
sebentar, saya pun tidak terlalu ambil pusing, tidak patah hati, hanya sedikit kecewa dan kemudian
berlalu begitu saja. Setelah tau kalau kami sudah selesai, orang-orang di
sekitar saya seolah-olah bahagia, entahlah apa maksudnya. Tapi saya juga merasa
lebih bahagia karena kembali ke kehiduapan saya sebelumnya, yang bebas tanpa
perlu dituntut ini itu.
***
Jujur, sebelumnya bahkan saya sudah lupa akan kisah ini, tapi setelah menuliskannya jadi makin jelas dan terkadang bikin senyum-senyum sendiri. Cinta remaja memang selalu menyenangkan.
Jujur, sebelumnya bahkan saya sudah lupa akan kisah ini, tapi setelah menuliskannya jadi makin jelas dan terkadang bikin senyum-senyum sendiri. Cinta remaja memang selalu menyenangkan.
Untuk beberapa bagian, rasanya
ingin saya ulangi. Kalau saya punya mesin waktu, rasanya saya ingin menjemput Tia
ke masa sekarang, membawanya ke beberapa tempat untuk kemudian
bersenang-senang selama satu minggu. Misal, mengajaknya makan di restoran Taipan untuk menikmati Dimsum dengan segelas teh hangat, menikmati makanan di Bakerzin, membelikannya donat di Dunkin
Donut (entah kenapa saya memikrikan donat) atau menyuruhnya untuk memilih penginapan yang dia suka. Mungkin dia akan
menanyakan pertanyaan yang sering dia tanyakan kalau mau main ke suatu tempat, ‘memang kamu
punya uang banyak?’ dan tentunya saya bakalan meng-iya-kan pertanyaannya padahal
saya membayarnya dengan menggunakan promo kartu kredit
BCA. Tentunya tidak perlu mengeluarkan uang banyak karna pakai promo kartu
kredit. Ya, jatuh cinta boleh, tapi harus pintar-pintar juga dong. O ya, kalau kalian pensaran kira-kira ada promo apa saja, jawabannya adalah; banyak banget!! cek aja di sini https://www.cekaja.com/banks/bca/kartu-kredit/promo.
Ah.. perjalanan ke masa lalu
memang selalu menyenangkan, kita bisa melihat orang-orang yang pernah kita
sayang, sekaligus menjadikan kita untuk hidup yang lebih baik lagi dari
sebelumnya; tidak melakukan kesalahan yang sama, dan tentunya harus... nyari
pacar baru, lagi.
36 Comments
Anjir mau ngakak pas baca bagian lo gamau duduk bareng pacar karena takut mabok. Jadi inget waktu itu ada orang yang juga takut mabok tapi minta kerokin ke gue wkwkwkwk.
BalasHapusBtw, gaslah nyari pacar baru~
Ya begitulah, salah satu ketakuatan terbesar saya ketika pacaran adalah; mabok-mabokan~
HapusMon maap kenapa jadi malah mabok-mabokan yha~~
HapusKarna pada dasarnya jatuh cinta itu memabukan, mau lagi dan lagi.
Hapus*kemudian hening.
Saya juga suka banget menggunakan kartu BCA, selain mudah juga memiliki banyak keuntungan.
BalasHapusSaya juga suka baca buku, jadi ingin ke gramedia juga hehe.
BalasHapusPenyesalan itu memang selalu saja datang di akhir ya Mas hehe.
BalasHapusTerkadang saya juga ingin memiliki mesin waktu untuk mengulang semua kenangan yang sudah terjadi kok Mas hihi.
BalasHapusBenar sekali Mas, cinta ketika remaja memang selalu menyenangkan untuk diingat heheh.
BalasHapusPerjalanan cinta masa sekolah memang selalu saja bikin senyum-senyum sendiri kalau diingat hehhe.
BalasHapusAnjir serius lo 2012 masih SMA? ANDA KALAU BOHONG KE PUBLIK YANG MASUK AKAL JUGA DONG HEY!
BalasHapusLo pake kartu kredit jenis apa, Yan?
Lah iya. Gak percaya? Asli loh ini, gue masih muda pak. Pas ketemu di perpusnas lo gak liat gue sebagai bapak-bapak kan? Iya kaaaaan? Iya doooong?
HapusPake kartu kredit BCA Indomaret.
Gue juga 2012 SMK. Kelas 3, sih. Berarti seangkatan sama Dian kemungkinan nih.
HapusGue juga 2012 masih SMA kelas 2 naiik kelas 3. Kok kita seangkatan ya?
HapusKelas tiga dan lulus pada Juni 2012. Gue kecepetan sekolah.
HapusAyo reunian tapi gausah ajak Firman.
HapusBangsat kalian.
HapusWkwkwk kartu kredit BCA indomaret. Mana ada ?
BalasHapusehhhhhh serius tahun 2012 masih SMA ? Seumuran jangan jangan kita wkwkwk
Ada tau. Kalo bisa insert image dikirim fotonya dah.. haha.
HapusKayaknya emang seumuran deh. Atau bisa jadi saya lebih muda 5 bulan. :p
jeng jeng.. ternyata.
HapusZaman studi wisata kayaknya gue belum punya pacar. Soalnya itu terjadi kelas dua semester ganjil. Gue pacaran baru semester genap. Terus kelas tiga perjalanannya dibatalkan karena ada persoalan apa gitu. Jadilah tak ada momen bisa pacaran satu bus. Lagi pula, gue pacaran sama cewek yang beda jurusan. Wuahaha. Mana mungkin bisa bareng. Sekarang dia udah nikah pula. Gue masih belum ada pikiran ke sana dalam waktu dekat.
BalasHapusSepertinya lo emang masuknya kecepetan deh. Haha.
Hapus[Jiwa playboy anda sudah tertanam sejak dini]
Rata-rata, temen SMA gue juga udah pada nikah sih, apalagi tahun-tahun ini. Mantap emang mereka.
ciyeee beliin es krim ciyeee.. sepakat banget sih, masa lalu tuh kaya mesin waktu yang bisa bikin kita bahagia atau malah menderita, wkwkwkwk
BalasHapusKalo beliin rumah belum mampu. :')
HapusEnak banget gara-gara es krim jadi dapet pacar :(
BalasHapusEnak gak enak sih, gak lama juga hubungannya. Haha
HapusGw kalo inget-inget jaman SMA bawaannya ketawa mulu. Gw pernah ditembak cewek pas kelas satu terus gw tolak, HAHAHAHAHA
BalasHapusRasanya jaman itu gw badung banget. Sering bolos pramuka. Sekalinya ikut disetrap karna atribut gak lengkap. Udah gitu gw ngatain bego ke kakak pembinanya lagi, makin dihukum gw, wkwkwkwk
Kayaknya itu masih batas wajar deh.. haha. Tapi pas ngatain "bego" ke kakak pembina itu go.. gokil sih. Wkwkwk
Hapuslu beliin gue eskrim, nanti gue cariin pacar, Yan.
BalasHapusMending ajarin saya nyanyi pak.
Hapusnga
HapusJangan bohong ya andaaaa gak mungkin 2012 smaaaaaaaaa heiiiiiii.
BalasHapusYang tua memang selalu sirik sama yang lebih muda emang.
HapusDian seberapa sering sih ke Bandung? Sini Bandung lagi!
BalasHapusMinimal sekali dalam setahun, atau pas lagi ada gebetan di sana. Nanti kalo ke sana ketemu yak. Haha
Hapustulisannya sangat menarik sekali gan, btw asli mana gan?
BalasHapusPosting Komentar
Terima kasih untuk waktunya, berikan komentarmu di sini.