Beberapa bulan yg lalu gue sempat kehilangan kontak sama teman sekaligus sahabat gue, Ali. Entah apa yg terjadi nomor teleponnya, selama beberapa kali dihubungi tidak pernah aktif lagi. Tiap nelpon selalu saja terdengar desahan seorang perempuan,

".....Nomor yg anda tuju sedang tidak aktif, sudah makan?"

Untung saja gue bareng temen gue ini gak lahir di jaman gajah, kami lahir di jaman yg sudah hidup serba teknologi dan jejaring sosial media. Berbekal jejaring sosial seperti pesbuk, gue mengiriminya pesan, "Bro kamana wae, nomor hp teu aktif?"

Sebuah pesan yg menunjukan bahwa kami tidak bertemu di waktu yg cukup lama.

Tidak lama dari pesan gue tadi, sekitar 10 menit dada gue bergetar hebat, bukan karena dada gue berukuran 36B. Bukan bukan, dada gue rata kok, gue cowok tulen, ya! meski tiap belanja online terkadang dipanggil Sis karna nama gue, Dian. Kayak gini misalnya;

Bodo mamad!!! maaf untuk keputusan ini.
Kembali ke getaran di dada tadi, itu adalah suara hp gue. Ada nomor baru di layar kaca 21 hp, di mana posisi gue udah duduk di jok motor dan siap nge-gas untuk pergi berangkat kerja. Tidak sampai dua jam, sehari, seminggu bahkan satu tahun, tanpa pikir panjang gue langsung mengangkat panggilan masuk itu dan...

"Halo lur, aya naon yeuh?" (halo bro, ada apa nih?) dengan logat sunda dia bicara. Suara yg cukup gue kenal ini berhasil menghentikan laju motor gue, mengarahkan kunci motor ke arah kiri sampai suara mesin mati dan kemudian menurunkan standar, klek. Ternyata si kampret Ali yg nelpon.

"mmh, kamana wae aisia, nomor naha teu aktif?" (mmh, kemana aja lu, nomor kenapa gak aktif?) langsung gue samber pertanyaan tadi dengan pertanyaan balik.

Setelah ngobrol kesana-kemari, Ali cerita banyak hal ke gue; Tentang masalah pekerjaannya, tentang kenapa nomornya yg gak pernah aktif, dan dari ceritanya yg ternyata hpnya hilang pas naik taksi. Ini sih namanya ketinggalan di taksi. halah! Gue yakin kalo ada penumpang lain yg naik taksi itu dan menemukan hpnya pasti akan bilang, "hp siapa ini? alhamdulillah"

shutdown, buang kartunya..

selalu, cara seperti itu adalah cara terbaik untuk menghilangkan jejak.

Dari perbincangan yg hampir setengah jam itu, gue menarik kesimpuan bahwa temen gue ini baik-baik saja. Dengan melihat jam sekaligus menyalakan mesin motor, gue mencoba mengakhiri perbincangan kami dan menutup telpon itu dengan sopan, "Gue telat guoblok, udah ah!"

Selang beberapa jam, Ali mengirim pesan Whatsapp ke gue, yg di mana isinya bahkan tidak terpikirkan sekali apa maksudnya, "hampura, amek urang mah kamari ieu th!" (maaf, waktu itu saya marah!)

Ada tanda tanya besar dalam pikiran  gue, kenapa dia marah ke gue? kenapa gue yg salah? perasaan gak pernah nikung gebetannya deh.

****

Sebelumnya, gue dan Ali gak pernah berantem karna suatu hal, bahkan soal perempuan. Mungkin karena dia sadar kalo gue selalu di depan. Astagfirullah.

Sejak SMA, kami selalu main bareng, berbekal satu kesamaan kami yg suka band Peterpan pada waktu itu (sampai sekarang meski sudah tidak terlalu mengidolakan seperti dulu), akhirnya kami menjadi teman sekaligus sahabat. Sahabat yg kadang sama-sama stres pada masanya. Begitupun sampai sekarang.

Tapi jika di pikir-pikir lagi, Ali adalah orang yg paling mengidolakan band peterpan ini, sampai-sampai pada jaman hp masih symbian, dia mengedit fotonya sendiri seperti ini misalnya;

Nama; Boriel, sebut saja seperti itu. Dalam hidup, sepenuhnya saya dedikasikan untuk patah hati.
Dan mungkin diantara orang-orang yg menjadi sahabat gue, hanya Ali yg kisah cintanya selalu tragis. Atau jika bisa dibilang, saat dia mau nembak cewek, selalu ada alasan klasik dari cewek sebagai penolakannya, seperti; "Maaf, aku lagi mau fokus jadi ibu rumah tangga".

Bisa dibilang juga, dia salah satu spesies yg menghuni planet jomblo dari masa lalu

Sampai sekarang, memang.

****

Dan ketika gue tanya kenapa dia marah, jawabannya cukup memenuhi satu paragraf tulisan ini; "Gitu lah bro, mikir makannya! jujur aja pas sengsara di jakarta mau kesitu, kata lu silahkan tapi ada tapinya. Mau pinjem uang satu juta tapi gak ada, cuma ada 300rebu. Asli, kalo lu gak inbox duluan, gak bakalan ditanya meski bertatap hidung".

O! jelas saja itu sudah  gue google translate dari Sunda ke Bahasa Indonesia.

Sebagai seorang sahabat sekaligus orang yg tidak mau dipersalahkan, gue juga wajib membela diri. Meski yg gue tau jika saat itu dia gak menceritakan saat hidupnya di ambang kesengsaraan. Gue inget, dia cuma bilang mau minjem duit. Tidak kurang-tidak lebih seperti itu yg gue tau.

Dalam beberapa hal, saat itu gue juga lagi gak megang duit banyak. Juga pada saat itu, gue lagi kesel sama orang yg minjem duit ke gue tapi belom di bayar sampai saat ini. Bukan sekedar dari 1 -  2 orang, tapi lebih. (di postingan ini)

Saat ada yg minjem duit terus gak kunjung di bayar, terus orangnya ngilang gitu aja gak ada kabar, eh tau-tau posting foto liburan. Bagaimana perasaan anda, bung? bakalan percaya lagi sama orang yg minjem duit?

MENURUT NGANAAAAAA?

Oh, maaf! curhat lagi. Dalam urusan duit, biasanya gak bakalan ngurusin perasaan, entah itu keluarga ataupun orang lain. Kebanyakan sih gitu.

***

Pelajaran yg gue dapat dari kisah hidup gue ini, menarik sebuah kesimpulan bahwa ada 3 tipe orang yg akan hilang dari peradaban hidup kita;

  1. Orang yg minjem duit, terus gak mau bayar
  2. Orang yg mau minjem duit, tapi gak dikasih.
  3. Dia yg gebetannya di tikung.

Setelah gue ceritakan panjang lebar, akhirnya dia mengerti. Ada rasa lega dari diri gue setelah gue menerima pesan darinya, "Santaikan saja, bro". Ada makna bahwa dalam sebuah persahabatan tidak  harus saling membenci karena suatu alasan tanpa penejelasan.

Gue gak mau persahabatan gue hancur gitu aja, apalagi gara-gara hal klasik seperti; uang, gebetan dan hal-hal yg berujung perpisahan. Bukan cuma orang pacaran kan yg gak mau pisah? tapi orang yg bersahabat satu sama lain juga.

Bonus


Keterangan foto:

  • Jaman  sekolah
  • Sebelah kiri adalah Ali, dengan gaya tangan menunjuk ke arah kanan. Dalam kenyataanya ia sedang sakit perut.
  • Sebelah kanan adalah gue, pokoknya dengan gaya cool abis, seperti orang bego yg mabok bensin.
  • Lokasi: Gelanggang Generasi Muda, Kota bandung
  • Tahun: 2012
  • Edit by: Nokia symbian E90.