Ada yg ingin jalan-jalan tidak biasa tapi belum terwujud gak sih? yang tidak hanya sekedar jalan-jalan menikmati sesuatu yang  indah. Tapi merasakan apa yang disebut kembali ke masa lalu, masa di mana kamu mungkin belum dilahirkan, masa yg mungkin dimana kamu belum ketemu sama mantan atau mungkin pacaran aja belum. ehehe, gue abis! Jika jawabannya ingin, maka mari kunjungi Kota Malang. 

Minggu kemaren, gue bareng 2 temen gue yg miskin liburan ini akhirnya melakukan jalan-jalan yg gak biasa ke Malang. Kota yang semakin pesat perkembangannya, termasuk perkembangan wisata sehingga pertumbuhan penginapan di Malang turut meningkat. Disini juga bisa memilih jenis hotel loh, mulai dari  yang murah sampai bertarif mahal pun telah tersedia. asiik banget kan.

Tugu Hotels / via : www.tuguhotels.com
Tapi tentu saja tentukan pilihan Kamu untuk penginapan yang letaknya strategis, mampu mencapai lokasi yang hendak dituju sehingga selain hemat waktu, hemat budget untuk transportasi. Nah, kalo kamu bermaksud mengunjungi Malang untuk wisata tempo doeloe maka pilihan bisa Hotel Tugu Malang.  Hotel berbintang lima di kawasan jalan Tugu yang memiliki arsitektur bangunan bergaya vintage, membuat Kamu serasa masuk ke lorong waktu, ber-baper-ria sepanjang waktu, tunggu apa lagi? Pesan Segera Hotel Tugu Malang ini dengan cara klik disini.


Kamar

Kamar tugu hotel / via www.tuguhotels.com
Selain arsitektur bangunan, disain kamar-kamar yang hanya berjumlah 49 kamar tidak sama, tetapi setiap kamar memiliki keunikan tersendiri, juga terdapat barang-barang peninggalan sejarah Indonesia dan kolonial. Seperti kamar Raden Saleh Suite yang terdapat panjangan antik jaman kolonial, Van Nelle, secara keseluruhan kamar ini memang membuat tamu yang menginap merasa berada di jaman kolonial Belanda.

Kamar Raden Saleh Suit juga termasuk kamar untuk mengingat pelukis terkenal di Indonesia pada jaman kolonial Belanda, yaitu Raden Saleh, dimana pada dinding kamar juga terdapat lukisannya. Sementara kamar-kamar yang lain, ada yang menyuguhkan tentang cerita mitos jaman dahulu, mitos Pangeran dan Putri di Jawa sehingga ketika Anda menginap seolah menjadi Pangeran dan Putri. Mitos kisah cinta yg bikin baper aja pokoknya. Jadi gimana? pasti gak bakalan nyesel lah nginep disini.

Kuliner

kuliner / via www.tuguhotels.com

Selama di Malang ini, bukan cuma tempat nginep yg gue bareng temen-temen cari, tapi juga kulinernya. Dan juga disini pasti kuliner menjadi bagian utama yang dicari para tamu kayak kami ini, karena tempat nyaman dan mewah jika tidak didukung dengan kuliner yang mak yuss, akan mengurangi nilai sebuah penginapan. Di sini terdapat aneka menu tidak hanya khas tradisional Indonesia dan Eropa loh, tapi juga Asia. Uniknya, setiap restauran memiliki tema masing-masing sehingga ketika pengunjung menikmati hidangan sekaligus merasakan nuasanya.

Seperti Soekarno’s room, tempat makan di ruangan ini membuat Kamu merasa berada di jaman Presiden pertama Republik Indonesia. Banyak terdapat lukisan, pajangan yang merupakan peninggalan Presiden Soekarno. Ada lukisan salah satu istri beliau, Fatmawati, juga lukisan Presiden Soekarno sendiri. Termasuk panjangan berupa lambang negara, Garuda Pancasila.

Dari banyaknya lukisan-lukisan bersejarah ini, rasanya gue pengen juga pajang lukisan gue sendiri disini, terpampang bersama lukisan-lukisan sejarah. Dan untuk lukisan gue sendiri mungkin akan dinamakan lukisan jomblo kadaluarsa. absurd abis!

Didukung oleh hotel yang membuat kembali ke tempo doeloe, maka wisata pun harus yang mengingatkan Kamu pada tempo doeloe.  Di lokasi Hotel Tugu Malang terdapat beberapa wisata yang bernuansa seperti ini, diantaranya yaitu:

Museum Malang Tempo Doeloe
Masuk ke Museum Malang Tempo Doeloe membawa kami para pelancong jomblo ke berbagai masa, seperti jaman jutaan tahun yang lalu, jaman dimana belum ada yg namanya aku dan kamu. Kemudian masa Kota Malang pada tahun 760 M,  dimana Malang masih merupakan sebuah kerajaan- kerajaan Singosari-Majapahit-Kediri, dsb. Hingga Malang pada jaman kolonial Belanda, dan Malang saat sebagai kota kedua terbesar di Jawa saat ini.

Gereja Kayutangan
Gereja Kayutangan / via www.kompasiana.com

Gereja yang dibangun tahun 1897 memiliki arsitektur Neoghotik, yang pada masanya arsitektur itu sedang populer di gereja-gereja Eropa. Gereja Kayutangan menjadi gereja paling tua di Kota Malang, kalau kamu mengunjunginya akan terasa nuansa Kolonial Belanda yang melekat pada gedung ini. Pilar-pilar beton, jendela-jendela yang besar serta menara setinggi kurang lebih 33 meter.

Toko Oen 

Toko Oen / via tokooen.com

Toko Oen terletak dekat dengan Gereja Kayu Tangan. Agar wisata tempo doeloe di Kota Malang lebih lengkap, wajib mengunjungi Toko Oen. Toko ini sudah ada sejak jaman dahulu semasa Belanda menduduki Indonesia. Kesan doeloe sangat terasa begitu melihat arsitektur bangunan Toko Oen, dan ucapan selamat datang yang tertulis dalam bahasa Belanda, dan yg pasti enggak ada ucapan selamat tinggal untuk para musafir cinta tentunya.

Terlebih ketika masuk ke dalam terlihat semua furnitur merupakan peninggalan tempo doeloe atau jaman kolonial Belanda, termasuk menu-menunya mulai ice cream hingga camilan ringan. Pantaslah jika tempat ini dahulu menjadi tempat favorit tuan dan nyonya Belanda untuk sekedar ngobrol atau pun bersantai menikmati hidangan dan ngopi-ngopi gitu dari Toko Oen. Mungkin kalau dijaman yg serba modern ini disebutnya Kafe kali yah.

Selain di atas, tempat-tempat yang membawa Kamu ke masa tempo doeloe di Malang masih ada lagi yang bisa kunjungi, Wisma Tumapel yang merupakan hotel peninggalan jaman Belanda. Stasiun Kereta Api Kota Baru Malang, Alun-Alun Bunder atau Alun-Alun Tugu yang dibangun pada zaman Belada.

Setelah beberapa hari  di Malang, rasa penasaran gue akan jaman tempo doeloe rasanya sudah cukup terobati, so.. tunggu apalagi gaes, otewee malaaang.