Setiap saat Asep selalu memandangi Siti, gadis pujaannya dari kampung sebelah. Asep selalu mencari-cari cara agar bisa bertemu atau melihat Siti. Siti dalam imajinasi Asep adalah wanita terbaik, cantik dan memiliki sifat keibuan (pandai menyusui), itulah wanita idaman Asep.

Namun karena sikap pemalu dan ketidak-beranian Asep untuk berkenalan dengan Siti menjadi penghalang kisah cintanya. Asep selalu berusaha untuk bertemu dengannya, namun Asep tidak yakin kalau Siti mau kenalan dengannya, akhirnya diurungkan lagi niatnya itu. Selalu sasja terulang.

Waktu terus berjalan, sampai beberapa bulan dia tidak bertemu dengan Siti, Asep merasa kangen dan meyakinkan diri untuk berkenalan dengan Siti. suatu waktu dia meyakinkan natnya untuk menemui Siti, namun keadaan berkata lain, Siti sudah digandeng pria lain. Asep galau, baper, dan berasa dunia sudah tidak penting lagi dan merasa masuk masa-masa kota Hiroshima dan Nagasaki di bom nuklir.. Duaaar..!!!! Hati Asep meledak berkeping-keping. Hancur. "Kenapa tuhan nyiptain hati kalo cuma buuat dipatahin kayak gini!!" teriak asep sambil memegang dada dan meniru kata-kata film 'Magic Hour'.

Niat yang terlambat, wanita yang dicintai kini sudah menjadi milik orang lain. begitu menyakitkan, penyesalan melewatkan hal yang di inginkan asep. Rasa patah hati

***

PS: Gue baca ulang pada tahun 2019, buset alay banget yaaaaa.. :')